Kamis, 05 Desember 2013

Wudhu dan kesehatan fisiologis




Thaharah merupakan inti ibadah. Tanpa hal yang satu ini, jangan harap shalat kita diterima. Ini pula kunci kesucian. Begitu sering Rasulullah shalalahu ‘alaihi wasallam menjaga wudhu, dalam rangka menjaga kesucian diri. 

Bahkan saat ada seorang yang marah sekalipun, wudhu mujarab meredakannya. “Apabila salah seorang dari kamu dalam keadaan marah, maka berwudhulah. Sesungguhnya marah itu berasal dari api.” (HR. Abu Dawud).

Apa sebetulnya himah yang tersimpan di balik syariat wudhu?

Medis sedikit banyak bisa mengungkap rahasia di baliknya. Karena, wudhu ternyata merupakan ritual penyucian yang mengutamakan unsur kesehatan. Kesegaran yang diperoleh, tak hanya secara fisik, namun juga mental. Tak heran, marah bisa reda karenanya. Lebih dari itu, bagian-bagian yang dibasuh merupakan titik-titik penting peremajaan tubuh.

Adalah Dr. Magomedov, asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology (kesehatan umum dan ekologi) di Daghestan State Medical Academy, dalam artikelnya yang berjudul “Muslims Rituals and Their Effects on the Person’s Health” mengetengahkan bagaimana wudhu dapat menstimulasi atau merangsang irama tubuh secara alami.

Rangsangan itu muncul pada seluruh tubuh, khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik-titik aktif biologis. BASes mirip sekali dengan titik-titik refleksologi ala china. Bedanya, untuk menguasai titik-titik refleksi ala china dengan tuntas paling tidak dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Bandingkan dengan praktek wudhu yang sederhana!

Di sisi lain, kita tahu bahwa untuk memberikan efek pijat refleksi ala china diperlukan juga tekanan bahkan tusukan jarum. Apakah efek itu bisa terasa jika hanya dengan usapan lembut saat berwudhu? 

Sebenarnya ada 700 BASes pada tubuh kita, tapi 65 diantaranya memiliki efek refleksi cepat, yang cukup dikenai pijatan ringan atau usapan lembut untuk mengaktifkannya. Daerah itu dikenal sebagai “drastic spot”. 

Menurut Dr. magomedov, yang juga menguasai ilmu refleksologi china, 61 dari 65 drastic spot tersebut adalah bagian tubuh yang dibasuh air wudhu. Inilah letak keisimewaan wudhu!

Dengan demikian, guyuran air wudhu, dalam konsep pengobatan modern tidak lain adalah hidromassage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan.mengingat system metabolisme tubuh manusia yang terhubung dengan jutaan saraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit.

Membasuh area wajah misalnya.

Pijatan air air akan memberi efek positif pada usus, ginjal, dan system saraf maupun reproduksi.

Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjar pitutiari di otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin (kelenjar yang bertugas mengatur pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan).

Di telinga tedapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.

Dibandingkan refleksologi yang hanya berfungsi menyembuhkan, keutamaan wudhu yang lain adalah sangat efektif untuk mencegah masuknya bibit penyakit. 

Menurut dr. M. Aron Pase, kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi,serta mengatur suhu tubuh.

Selain itu, kulit berfungsi sebagai ekskresi (tempat pembuangan dari zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori), serta media komunikasi antarsel saraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan dan tekanan.

Mengingat demikian besar fungsi kulit, maka kestabilannya begitu bermakna. Kestabilan kulit ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut. 

Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga).

Membasuh wajah bisa meremajakan sel-sel kulit muka, dan membantu mencegah munculnya keriput. berkumur-kumur dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. 

Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan (dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari kita telah mencegah infeksi gigi dan mulut.

Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, mealui rongga  hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya adalah untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.

Selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Berapa kali kita terserang flu dalam setahun? Dengan istinsyaq, insya allah kuman infeksis aluran pernapasan akut (ISPA), seperti flu dapat dicegah. Bisa dibayangkan, berapa kali lebih banayk kita terserang flu jika tidak ada syariat wudhu?!

Begitu pula dengan pemebrsihan telinga, sampai dengan pensucian kaki beserta elapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai infeksi kuman.

Dari sudut pandang pengobatan medis, Mukhtar Salem dalam bukunya Prayers: a Sport for the ody and Soul menjelaskan bahwa wudhu juga bisa mencegah kanker kulit. 

Jenis kanker ini, lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dapat terserap oleh kulit, terutama pada bagian tubuh yang kadang tidak terlindungi pakaian.

Maka, kepala beserta rambut, hidung, mlut, telinga, tangan hingga siku, dan kaki hingga pergelangan, semuanya sering terpapar lingkungan luar. Maka, cara paling efektf menjauhkan risiko ini adalah dengan membersihkannya secara rutin lewat berwudhu.
Wallahu a’lam bishshowab.

Disalin ulang dari buku: Super Health, Gaya hidup sehat Rasululllah, Egha Zainur Ramadhani (FK-UGM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar