Maafkan
dan maafkan saudaramu
Humron, ana
lupa belum mengembalikan kitab yang ana pinjam…”
“oh, la
ba’sa, tidak apa-apa…”
Subhanalloh….betapa
pemaafnya Humron.
Khansa
dicubit adiknya. Sakit sekali cubitannya. Namun Khansa berlapang dada, ia tidak
membalas. Alangkah bagusnya sifat Khansa’, masya Alloh….
Anakku,
tidakkah kalian ingin seperti Humron dan Khansa’? coba baca hadits Rosululloh
shalallahu ‘alaihi wasallam ini.
“Tidaklah
Alloh menambahkan pada seorang hamba yang pemaaf, kecuali kemuliaan.” (HR Imamm
Muslim)
Hmm….betapa
beratnya memaafkan kesalahan orang lain, terlebih lagi di saat engkau bisa membalas
orang itu.
Pernahkah
engkau mendengar kisah Abu Bakar ash shiddiq rodhiyallahu ‘anhu? Abu Bakr
rodhiyallahu ‘anhu adalah seorang yang lembut lagi dermawan. Ia menanggung
nafkah hidup sepupunya, Misthoh bin utsatsah.
Suatu hari
Misthoh melakukan kesalahan besar. Ia ikut sekelompok orang yang membuat berita
dusta. Orang-orang itu menuduh ummul mukminin Aisyah bintu Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhuma telah berbuat keji. Abu bakr radhiyallahu ‘anhu bersumpah
tidak akan menafkahi Misthoh lagi.
Kemudian
Alloh menurunkan ayatNya yang berisi pembebasan Aisyah bintu Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhuma dari segala tuduhan, bahwa beliau radhiyallahu ‘anhuma
tidak bersalah. Maka orang-orang mukmin yang menyebarkan fitnah pun bertaubat. Mereka
mendapatkan hukuman dera 80 kali.
Alloh
menerima taubat mereka. Alloh juga menurunkan ayat:
“Dan
janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kalian
bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya,
orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijroh di jalan Alloh. Dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Alloh
mengampuni kalian? Dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang! (QS. An-Nur:
22)
Maka Abu
Bakr radhiyallahu ‘anhu pun berkata: Ya, kami ingin engkau mengampuni kami,
wahai Rabb kami.”
Kemudian
Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu memaafkan Misthoh dan kembali menafkahinya. Ia
bersumpah tidak akan berhenti menafkahinya. Maka teladanilah sikap Abu Bakr
radhiyallahu ‘anhu ini.
Memaafkan adalah
sifat Rosululloh shalallhu ‘alaihi wasallam. Meski beliau shalallahu ‘alaihi
wasallam sanggup membalas orang yang berbuat jahat kepadanya, tetapi beliau
tetap memaafkan.
Penduduk
Thoif pernah menyakiti Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berteriak-teriak
dan melempari beliau shalallahu ‘alaihi wasallam dengan batu, sampai kaki
beliau berdarah.
Mereka
mengumpat, mengolok-olok dan melontarkan hinaan-hinaan keji. Rosululloh
shalalahu ‘alaihi wasallam begitu sedih.
Alloh memberi izin malaikat penjaga gunung untuk menawarkan kepada Rosululloh
shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menghancurkan kota mekkah dan Thoif dengan
meratakan gunung di sekitarnya.
Namun
Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam menolak. Beliau justru berharap agar
Alloh menjadikan anak keturunan Thaif sebagai ahli tauhid, yaitu orang-orang
yang hanya menyembah Alloh saja dan tidak menyekutukan Alloh dengan apapun.
Lihatlah betapa
jernihnya qalbu Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Betapa pemaafnya
beliau, sulit dicari tandingannya. Alloh memerintahkan beliau shalallahu
‘alaihi wasallam.
“Jadilah
engkau seorang yang pemaaf, dan suruhlah orang-orang mengerjakan ma’ruf, serta
berpalinglah dari orang-orang yang jahil.” (QS. Al-Arof:199)
Aisyah
bintu Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan tentang beliau:
“Rosululloh
shalallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah memukul sesuatu dengan tangan beliau,
tidak pula memukul seorang wanita atau pembantu. Beliau tidak pernah dimaki
kemudian membalas orang yang memakinya, kecuali bila keharoman Alloh dilanggar.
Maka beliau membalas karena Alloh ta’ala.” (HR. muslim)
Teladanilah
Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Memaafkan kesalahan orang lain.^^
Baarokallahu fiikum..
SUmber: saduran dari majalah Bunayya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar