Rabu, 11 Desember 2013

Kisah anak sholih 4




Maafkan dan maafkan saudaramu
 


Humron, ana lupa belum mengembalikan kitab yang ana pinjam…”
“oh, la ba’sa, tidak apa-apa…”

Subhanalloh….betapa pemaafnya Humron.

Khansa dicubit adiknya. Sakit sekali cubitannya. Namun Khansa berlapang dada, ia tidak membalas. Alangkah bagusnya sifat Khansa’, masya Alloh….

Anakku, tidakkah kalian ingin seperti Humron dan Khansa’? coba baca hadits Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam ini.

“Tidaklah Alloh menambahkan pada seorang hamba yang pemaaf, kecuali kemuliaan.” (HR Imamm Muslim)

Hmm….betapa beratnya memaafkan kesalahan orang lain, terlebih lagi di saat engkau bisa membalas orang itu.

Pernahkah engkau mendengar kisah Abu Bakar ash shiddiq rodhiyallahu ‘anhu? Abu Bakr rodhiyallahu ‘anhu adalah seorang yang lembut lagi dermawan. Ia menanggung nafkah hidup sepupunya, Misthoh bin utsatsah.

Suatu hari Misthoh melakukan kesalahan besar. Ia ikut sekelompok orang yang membuat berita dusta. Orang-orang itu menuduh ummul mukminin Aisyah bintu Abu Bakr radhiyallahu ‘anhuma telah berbuat keji. Abu bakr radhiyallahu ‘anhu bersumpah tidak akan menafkahi Misthoh lagi.

Kemudian Alloh menurunkan ayatNya yang berisi pembebasan Aisyah bintu Abu Bakr radhiyallahu ‘anhuma dari segala tuduhan, bahwa beliau radhiyallahu ‘anhuma tidak bersalah. Maka orang-orang mukmin yang menyebarkan fitnah pun bertaubat. Mereka mendapatkan hukuman dera 80 kali.

Alloh menerima taubat mereka. Alloh juga menurunkan ayat:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kalian bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijroh di jalan Alloh. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kalian tidak ingin Alloh mengampuni kalian? Dan Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang! (QS. An-Nur: 22)

Maka Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu pun berkata: Ya, kami ingin engkau mengampuni kami, wahai Rabb kami.”

Kemudian Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu memaafkan Misthoh dan kembali menafkahinya. Ia bersumpah tidak akan berhenti menafkahinya. Maka teladanilah sikap Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu ini.

Memaafkan adalah sifat Rosululloh shalallhu ‘alaihi wasallam. Meski beliau shalallahu ‘alaihi wasallam sanggup membalas orang yang berbuat jahat kepadanya, tetapi beliau tetap memaafkan.

Penduduk Thoif pernah menyakiti Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berteriak-teriak dan melempari beliau shalallahu ‘alaihi wasallam dengan batu, sampai kaki beliau berdarah.

Mereka mengumpat, mengolok-olok dan melontarkan hinaan-hinaan keji. Rosululloh shalalahu ‘alaihi wasallam  begitu sedih. Alloh memberi izin malaikat penjaga gunung untuk menawarkan kepada Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menghancurkan kota mekkah dan Thoif dengan meratakan gunung di sekitarnya.

Namun Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam menolak. Beliau justru berharap agar Alloh menjadikan anak keturunan Thaif sebagai ahli tauhid, yaitu orang-orang yang hanya menyembah Alloh saja dan tidak menyekutukan Alloh dengan apapun.

Lihatlah betapa jernihnya qalbu Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Betapa pemaafnya beliau, sulit dicari tandingannya. Alloh memerintahkan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam.

“Jadilah engkau seorang yang pemaaf, dan suruhlah orang-orang mengerjakan ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil.” (QS. Al-Arof:199)

Aisyah bintu Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma mengisahkan tentang beliau:
“Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah memukul sesuatu dengan tangan beliau, tidak pula memukul seorang wanita atau pembantu. Beliau tidak pernah dimaki kemudian membalas orang yang memakinya, kecuali bila keharoman Alloh dilanggar. Maka beliau membalas karena Alloh ta’ala.” (HR. muslim)

Teladanilah Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Memaafkan kesalahan orang lain.^^
Baarokallahu fiikum..

SUmber: saduran dari majalah Bunayya

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar