Copy paste dari
jurnalakuntansikeuangan.com
Perkembangan Jasa Akuntansi Keuangan, Peluang dan
Tantangan Kerjanya
Seiring
perkembangan dunia usaha pada umumnya, bidang jasa akuntansi keuangan—yang
biasanya digarap oleh kantor-kantor akuntan publik—juga mengalami perkembangan.
Bagaimana perkembangan jasa akuntansi dan peluang kerjanya bagi kita-kita
penggiat akuntansi, pajak dan keuangan, kedepannya?
6
Inisiatif Pengembangan Jasa Akuntansi dan Peluang Kerja Kedepannya
Di
bulan Mei 2012 kemarin ini, Pransform, sebuah perusahaan jasa yang khusus menggarap transformasi
usaha, mewawancarai tak kurang dari 250 orang CPA (Certified Public
Accountant) di wilayah New York dan New Jersey—tentu saja
termasuk para partner di Big Four accounting firms—dan berhasil
mengkompilasikan 10 inisiatif KAP 2013-kedepan.
Kesepuluh
inisiatif tersebut, lebih banyak berupa rencana ekspansi bidang jasa
layanan pekerjaan yang akan
ditawarkan ke publik, baik secara vertical (intensifikasi) maupun horizontal
(ekstensifikasi). Saya akan bahas ini lebih detail sebentar lagi.
Inisiatif
perluasan usaha tersebut, pastinya akan mempengaruhi perkembangan bidang jasa
akuntansi keuagan ke depannya, secara keseluruhan.
Betul.
Itu memang hasil survey di AS sana. Akan tetapi, cepat-atau-lambat, trend yang
mereka ciptakan akan menjalar dan menular hingga ke Indonesia. Terlebih-lebih
kita tahu bahwa selama ini, perkembangan bidang usaha yang satu ini lebih
banyak digerakan oleh KAP-KAP yang bermarkas besar di luar negeri sana,
khususnya Big Four.
Nah,
jika Big Four di Indonesia sudah melakukan ekspansi, apakah KAP lain akan
tinggal diam? Tentu saja tidak; merekapun pasti tidak akan mau ketinggalan
untuk ikut mengambil peluang itu. Bagaimanapun juga, untuk sesuatu yang
positive dan productive, kenapa tidak?
Lalu
apa pengaruhnya bagi lapangan kerja kita di bidang akuntansi dan keuangan?
Sangat
positive. Hanya saja, mesti diantisipasi sejak dini. Beruntung jika kita tahu
lebih dini, sehingga bisa menyiapkan antisipasinya.
Berikut
ini, adalah 6 (dari 10) langkah inisitiaf para akuntan publik di AS sana—yang
saya anggap akan memperluas bidang usaha jasa akuntansi keuangan kedepannya
(yang saya intisarikan dari laporannya Pransform)—beserta peluang kerjanya bagi
kita:
Inisiatif#1. Meningkatkan Kapasitas Jasa Layanan Pembukuan
Selama
ini, proses pembukuan (bookkeeping)—mulai dari data entry/menjurnal sampai
dengan menyusun laporan keuangan—lebih banyak dilakukan oleh pegawai accounting
dan akuntan yang bekerja di perusahaan-perusahaan. Sedangkan KAP dan para
akuntannya hanya melakukan review atau audit mengenai kelayakannya, atau
sejauh-jauhnya membantu melakukan kompilasi (mengambil dari buku besar lalu
disusun laporan keuangan).
Kedepannya,
KAP akan menawarkan jasa bookkeeping juga—entah dengan cara menempatkan
pegawainya di dalam perusahaan atau hanya mengambil data setiap menjelang tutup
buku—untuk kemudian disusun menjadi laporan keuangan di KAP-nya sendiri.
Permintaan untuk jasa pembukuan ini, konon, kian lama kian membesar. Sehingga
mereka merasa perlu meningkatkan kapasitas mereka (baik luas fisik kantor,
jumlah sumberdaya manusia, maupun perlatannya) untuk bisa menggarap peluang
ini.
Peluangnya
bagi kita orang accounting:
Dahulu, yang namanya pegawai data entry dan bookkeeper hanya ada di
perusahaan-perusahaan (industri) di luar KAP, sampai timbul asumsi umum bahwa
semua pegawai accounting di perusahaan adalah bookkeeper. Kedepannya, di
KAP-pun akan ada yang namanya pegawai data entry dan bookkeeper. Artinya, untuk
bisa kerja di KAP di masa yang akan datang, tidak harus bergelar CPA, CIA atau
CMA. Tamat SMEA seperti sayapun bisa. Tentu ini peluang yang bagus bagi
kita-kita yang memiliki pendidikan terbatas.
Tantangannya: Terutama bagi kawan-kawan yang selama ini menjadai pegawai
data entry dan bookkeeping di perusahaan-perusahaan. Jika ini terjadi, anda
akan memiliki 2 pilihan: tetap bekerja di perusahaan tetapi skill harus
diperkuat (agar bisa bersaing dengan bookkeeper dari KAP), atau anda pindah
kerja ke KAP—yang tentu tuntutannya juga harus meningkatkan skill, sebab bisa
jadi standar KAP lebih tinggi.
Inisiatif#2. Menggarap Manajemen Strategis Korporasi
Selama
ini, jasa akuntansi (baik assurance services/audit independent maupun business
advisory/konsultasi binis) lebih banyak bersifat “Sevices-Driven.” Kedepannya,
mereka akan banyak menggarap hal-hal yang sifanya “Srategic-Driven”.
Konkretnya,
kalau selama ini KAP hanya memberikan jasa layanan audit, atestasi, kompilasi,
maka ke depannya mereka akan secara aktif menawarkan jasa-jasa yang bisa
membantu manajemen perusahaan (korporasi) dalam pengambilan-keputusan yang
sifatnya strategis, yaitu dengan menyediakan data yang berorientasi ke depan
(tidak hanya data histories yang selama ini dihasilkan oleh laporan keuangan).
Kasarannya,
kalau selama ini jasa yang ditawarkan lebih banyak di wilayah compliance
(kepatuhan terhadap standar akuntansi dan pajak), ke depannya mereka akan
menawarkan jasa-jasa yang bisa membantu perusahaan klien bisa beroperasi dengan
lebih efisien—yang tentunya diharapkan bisa membantu mereka mencapai tujuan
usaha (profitabilitas) dengan lebih efektif.
Dengan
kata lain, jika selama ini KAP lebih banyak menggeluti akuntansi keuangan
(financial accounting), ke depannya akan ikut juga menggeluti akuntansi manajemen (management accounting).
Peluangnya
bagi kita orang accounting:
yang tidak memiliki cukup skill di wilayah auditpun akan bisa bekarir di KAP
dengan menjadi akuntan manajemen yang nantinya ditugaskan untuk menggarap
wilayah baru (manajemen strategis) ini. So, peluang berkarir di KAP yang selama
ini didominasi oleh para CPA, akan sedikit lebih merata ke wilayah CMA
(certified management accountant) dan Tax Accountant tentunya. Adik-adik
mahasiswa yang ingin berkarir di KAP, kedepannya bisa mulai melirik
seritifikasi CMA (tidak CPA melulu).
Tantangannya: Khususnya bagi kawan-kawan akuntan yang selama ini nyaman
berkarir di perusahaan-perusahaan, ini tantangan yang harus dijawab SEGERA.
Caranya: (a) perkuat skill akuntansi manajemennya (terutama akuntansi biaya,
forecasting dan budgeting); (b) ambil sertifikasi akuntan manajemen (CMA). Jika
tidak, lama-lama pekerjaan anda akan terambil-alih oleh KAP. Dan untuk
kawan-kawan yang sudah di KAP, siap-siap untuk memperdalam skill management
accountant. Seperti sudah sering saya sampaikan di JAK, akuntan tidak cukup
hanya menghafal PSAK dan SPAP, perlu juga belajar proses suatu bisnis, jika mau
berkembang tentunya.
Inisiatif#3. Menciptakan Peluang Bagi Klien
Sejalan
dengan inisiatif ke-2 di atas, membantu perusahaan dengan menyediakan data
untuk pengambilan keputusan strategis saja, dirasa belumlah cukup. KAP ke
depannya ingin menyediakan jasa layanan yang bisa dijadikan bahan analisis
untuk mengambil peluang bisnis bagi para pengusaha.
Misalnya: Jasa data minning (pengambilan data) tertentu dan
analisanya. Dari data penjualan selama 10 tahun misalnya, bisa diketahui:
produk apa yang dibutuhkan ke depannya, berapa harganya, bagaimana peluang
suksesnya, dan seterusnya. Informasi-informasi seperti itu, bisa dijadikan
bahan untuk menangkap peluang bisnis tertentu oleh klien.
Peluangnya
bagi orang accounting: Jika
diambil positivenya, tentu orang accounting jadi nambah peluang pekerjaan
dengan melakukan data minning atau analisa-analisa tertentu. Jika tidak, wow….
mungkin ke depannya KAP tidak hanya di huni oleh orang-orang accounting, tetapi
juga oleh orang statistik dan para analyst.
Tantangannya: Data minning dan analisa memang tidak jauh-jauh dari
aktivitas para akuntan, tentunya dalam skala yang masih kecil. Sedangkan untuk
skala besar, tentu perlu belajar secara khusus, atau serahkan kepada mereka
yang lebih ahli (statistician dan analyst).
Inisiatif#4. Mengangkat Brand Equity
KAP
kecil, saat ini, aktivitas meningkatkan nilai brand KAP-nya belum nampak.
Sejauh ini, mungkin masih sebatas menjaga nama baik (reputasi) dengan cara
menjaga kualitas layanan. Bisa dipahami karena mengangkat brand suatu usaha
(termasuk KAP) bukan perkara mudah, mengkonsumsi sumberdaya uang yang cukup
besar.
Sedangkan
KAP besar, Big Four misalnya, urusan mengangkat brand masuk dalam skala
prioritas utama mereka, karena ini penting untuk menjaga kelanggenan dominasi
dalam persaiangan bisnis jasa KAP. Dan usaha mengangkat ekuitas brand ini,
dilakukan dalam berbagai medium dan channel—mulai dari menyelenggarakan event
(lokal dan internasional), meluncurkan portal-portal online, sponsorship
event-event besar (sampai sepak bola), hingga iklan di TV dan koran.
Saat
ini, brand ekuitas KAP besar macam KPMG, PwC, Deloitte, Ernst & Young, dll,
tergolong sudah sangat tinggi, tidak kalah jika dibandingkan dengan General
Motor, Apple, IBM, Toyota, dan sejenisnya.
Keberhasilan
KAP-KAP besar dalam mengangkat brand ekuitas mereka adalah prestasi luar biasa,
mengingat para akuntan pada dasrnya bukanlah orang-orang yang ahli dalam bidang
marketing. Tetapi kenyataan bahwa begitu banyak KAP besar yang memiliki brand
ekuitas yang tinggi, membuat para pelaku usaha (yang nota benanya adalah
kliennya KAP) mulai melirik KAP sebagai sarana untuk mengangkat brand ekuitas
yang cukup ampuh.
Sehingga,
ini menjadi peluang emas bagi KAP-KAP besar untuk mulai menjual jasa
“mengangkat brand ekuitas” perusahaan klien—baik corporate maupun generic
brand per produk. Caranya? Dengan mendompleng brand KAP-nya yang sudah
bernilai tinggi.
Misalnya: Dengan mensponsori study dan riset (terutama bidang
akntansi, keuangan dan perpajakan) yang diselenggarakan oleh KAP. Hasil riset
dipublikasikan oleh KAP melalui channel-channel yang mereka miliki, tetunya
dengan mencantumkan bahwa riset tersebut terselenggara berkat kerjasama “ABC
Accounting Firm” dengan “XYZ Inc.” Dengan demikian brand ekuitas XYZ Inc ikut
terkatrol.
Inilah
yang dibidik kedepannya.
Peluangnya
bagi kita orang accounting:
Secara langsung, tidak ada. Tetapi secara tidak langsung akan memperluas
peluang kerja kita orang accounting, seiring dengan semakin diseganinya KAP
dalam kancah usaha di berbagai lini.
Tantangannya: Untuk di Indonesia (terutama KAP-KAP kecil), saya rasa,
ini masih akan memakan waktu yang relative lama. Mengngkat brand ekuitas
sendiri saja masih butuh waktu, apalagi menjual jasa untuk mengangkat brand
ekuitasnya klien.
Inisiatif#5. Meningkatkan Pemasaran Dan Public Relation
Jika
selama ini KAP, dalam menjual jasa layanannya, lebih banyak menghandalkan
rekomendasi dari-mulut-ke-mulut saja (atau maksimal pasang papan nama), ke
depannya akan lebih agresif lagi dalam menjaring calon klien; mereka akan
secara aktif melakukan pemasaran dan akivitas public relation untuk branding.
Trend
ini sebenarnya sudah nampak jelas belakangan ini. Tidak hanya di koran-koran
dan majalah (dalam halaman advertorial), tetapi sudah ke pemasaran online—baik
melalui sponsorship, jurnal-jurnal populer, press release, pasang
banner, hingga pemasaran 2.0 via social media (Hampir semua KAP sekarang punya
Facebook Fan dan Twitter).
Tujuannya
jelas; meningkatkan penjualan jasa layanan akuntansi dan keuangan yang
ditawarkan, menambah jumlah klien, serta meningkatkan profitabilitas tentunya.
Peluangnya
bagi orang accounting: Dengan
meningkatnya jumlah klien yang akan diperoleh oleh KAP, maka tentu juga akan
meningkatkan daya tampung mereka terhadap jumlah pegawai (dari data entry,
bookkeeper hingga akuntan) yang akan dipekerjakan. Bagaimanapun juga, selama
inipun kawan-kawan di KAP sudah lembur tiap hari hingga larut malam, jika
volume pekerjaan meningkat lagi, mau-tidak-mau harus nambah jumlah pegawai. Dan
ini bagus baik bagi yang telah berpengalaman maupun yang fresh graduate.
Tantangannya: Sebenarnya ini bukan tantangan—karena akan sangat
tergantung pada kebijakan KAP masing-masing. Jika KAP melakukan pemasaran
secara besar-besaran hanya dengan mengandalkan pegawai yang telah ada saja,
mau-tidak-mau kawan-kawan CPA pun terpaksa harus belajar pemasaran. Minimal
bagi mereka yang sudah berlevel manager atau partner. Tetapi sangat mungkin KAP
akan mempekerjakan pemasar profesional, baik melalui agency maupun merekrut
pemasar profesional untuk dijadikan in-house marketer bagi KAP-nya.
Inisiatif#6. Memaksimalkan Penggunaan Teknologi
Di
satu sisi, aktivitas para akuntan (baik yang di KAP maupun di perusahaan) tidak
bisa lepas dari penggunaan teknologi, terutama komputer dan peripheral-nya. Di
sisi lainnya, kita semua tahu bahwa data akuntansi-keuangan bukan hanya
bersifat rahasia tetapi amat sangat vital.
Kian
lama, seiring dengan semakin tingginya volume transaksi, para akuntan semakin
menyadari akan pentingnya penggunaan teknologi dalam melayani klien. Akuntan
dituntut untuk semakin cerdas dalam memanfaatkan teknologi guna bisa memberikan
layanan terbaik bagi para klien.
Ada 3 aspek
kualitas layanan yang menjadi fokusnya para akuntan, yaitu:
1.
Ketepatwaktuan (Timeliness)
– Baik itu laporan keuangan, laporan hasil audit, laporan pajak, maupun
analisa-analisa internal yang dihasilkan oleh para akuntan, diharapkan untuk
bisa diserahkan kepada klien secara tepat waktu. Semakin tingginya volume
transaksi membuat ini menjadi tantangan yang kian hari kian berat bagi para
akuntan. Untuk menjawab tantangan ini, akuntan mengotomatisasikan pekerjaan
dengan berbagai macam software, yang tiada lain adalah produk teknologi.
2.
Keakuratan (Accuracy) –
Laporan tepat-waktu tidak akan ada gunannya, jika tidak akurat. Untuk mencapai
level akurasi yang diharapkan oleh klien, tidak cukup hanya dengan menggunakan
tenaga terampil/ahli saja, tetapi juga perlu menggunakan software akuntansi yang terancang dengan sangat baik—sehingga tingkat errornya
menjadi minimal. Untuk keperluan itu, akuntan juga pakai produk teknologi.
3.
Keamanan Data (Data
Security) – Data keuangan adalah data yang paling rentant terhadap
kerusakan maupun pencurian (baik dari dalam maupun luar). Kantor akuntan publik
bertanggungjawab terhadap kemanan data para kliennya. Klien mana yang mau
menggunakan jasa akuntan publik jika kemanan dan kerahasiaan data keuangan
mereka tidak terjaga? Tidak ada. Ironisnya, penggunaan teknologi untuk maksud
memenuhi ketepatwaktuan dan akurasi justru menjadi pintu masuk bagi para
pencuri data. Sehingga, mau tidak mau, para akuntan juga mesti bisa mengatasi
masalah ini.
Belakangan ini,
ada beberapa perkembangan signifikan di wilayah ini, diantaranya:
- Semakin meningkatnya kebutuhan klien akan penggunaan software akuntansi yang setingkat MRP/ERP.
- Untuk mengantisipasi membludaknya jumlah data dan traffic perpindahannya, belakangan ini kebutuhan akan penggunaan cloud server semakin tinggi—khususnya di sektor keuangan (banking).
Para
akuntan bisa membaca kebutuhan ini. Oleh sebab itu, ke depannya, akuntan
bermasud mengubah ini menjadi tantangan, yaitu: dengan meningkatkan jasa
layanan yang sepenuhnya berbasis teknologi.
Peluangnya
bagi kita orang accounting:
Jika inisiatif ini berhasil, bukan saja akan membuat proses pekerjaan akuntansi
keuangan menjadi semakin efisien, tetapi juga membuka kesempatan baru dengan
berbagai jasa layanan baru terkait dengan bidang jasa akuntansi keuangan
berbasis teknologi. Misalnya: memberikan jasa asistensi dalam setup dan
implementasi MRP/ERP. Bekerjasama dengan pihak lain dalam mengatur data storage
yg menggunakan cloud server.
Tantangannya: Mau tidak mau harus belajar menggunakan teknologi yang
kian lama kian advance. Tidak cukup lagi hanya dengan bisa menginput data ke
dalam software akuntansi. Tentu, pihak KAP tidak selalu harus menggunakan
pegawai (para akuntan yang telah ada), bisa saja mereka menggunakan jasa IT
dari pihak luar, atau bahkan merekrut pegawai IT untuk dipekerjakan di KAP.
Begitulah
kira-kira perkembangan jasa akuntansi keuangan ke depannya. Kian lama akan kian
muluas seiring dengan semakin berkembangnya lingkungan bisnis dan teknologi. Di
satu sisinya adalah tantangan, namun di sisi lainnya bisa menjadi peluang—jika
kita mampu mengambilnya.
Yang
paling penting kita selalu siap, baik itu terhadap tantangan maupun peluangnya.
Peluang lebih banyak memihak pada mereka yang memang siap (teknikal dan
mental). Bagaimana dengan anda? Siap menghadapi perkembangan baru ini? Siap
mengantisipasi semakin berkembangnya jasa akuntansi keuangan ke depannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar