Sujud adalah peregangan
maksimal otot punggung dan bahu. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam melakukannya
dengan menekan wajah dan kedua tangan sehingga setiap ruas tulang kembali ke
tempatnya (HR. Ibnu Khuzaimah).
Terkadang
nabi shalallahu ‘alaihi wasallam meletakkan telapak tangan (dan membukakannya)
serta merapatkan jari-jarinya (HR. ibnu Khuzaimah). Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya (HR. Abu Dawud) atau
terkadang sejajar dengan kedua daun telinganya (HR Abu Dawud), dengan
mengangkat kedua siku lengan hingga tampak ketiaknya. (HR. Muslim). Otot yang
makin kuat karena peregangan maksimal ini akan meminimalkan pekerjaan tulang
belakang.
Sujud juga
merupakan pijatan usus yang sudah dimulai sejak rukuk. Dilakukan dengan
meluruskan tulang belalkang dan meregangkan otot hingga rongga perut mengecil.
Otot yang bertambah kuat akan mencegah berbagai penyakit (seperti hernia),
membantu persalinan, serta memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan
kesehatan organ kewanitaan. Sedangkan usus yang dipijat akan melancarkan
peristaltic (gerak mencerna pada usus) dan memudahkan buang air besar.
Selain itu,
sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan bergerak..
Hal ini bukan saja
mengakibatkan otot-otot menjadi besar dan kuat, tetapi juga mengakibatkan
peredaran urat-urat darah seperi pembuluh nadi dan pembuluh darah serta getah
bening, menjadi lancar di tubuh kita.
Dalam posisi
sikap sujud seperti ini, dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak dapat
dilatih dengan membiasakan untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari
biasanya, karena otak (kepala) kita pada waktu itu terletak di bawah.
Latihan
semacam ini akan mampu menghindarkan kita mati mendadak akibat tekanan darah
yang memecahkan urat nadi bagian otak dikarenakan amarah, emosi yang brlebihan,
terkejut, dan sebagainya. Dalam kondisi marah, emosi, sekonyong-konyong lebih
banyak darah yang dipompakan ke urat-urat nadi otak yang bisa mengakibatkan
pecahnya urat-urat nadi otak, terutama bila dinding urat-urat nadi tersebut
telah menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan usia.
Ditambah lagi
aliran darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak pada posisi bersujud
ini, yang akhirnya berpengaruh pada daya pikir seeorang.
Sujud juga
bermanfaat memompa aliran getah bening ke bagian leher dan ketiak. Karena itu,
lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa-gesa agar darah mencukupi
kapasitasnya di otak, serta terpaculah kecerdasan kita.
Oelh karena
itu,, sujud dengan gerakan cepat tidaklah bermanfaat. Ia tidak mengalirkan
getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran bila ada
sebagian shahabat yang menceritakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasalllam sering berlama-lama dalam bersujud.
.ada data-data menarik
terkait sujud shalat ini. di banyak milis, baik berupa artikel lepas maupun
artikel saduran, hal ini banyak diungkapkan dengan kesimpulan yang tidak
berbeda. Meskipun belum jelas detil kisahnya-termasuk dalam hal ini adalah soal
regio otak yang mana-petikan artikel di bawah ini insya allah memuat kebenaran.
Seorang
doctor di amerika telah memeluk islam karena beberapa keajaiban yang ditemuinya
di dalam penyelidikannya. Ia adalah seorang doctor neurologi (saraf). Setelah
memeluk islam ia amat yakin dengan pengobatan secara islam.
Oelh sebab
itu, ia pun membuka sebuah klinik yang bernama “Pengobatan melalui al-Qur’an”;
kajian pengobatan melalui al-qur’an, menggunakan obat-obatan yang digunakan
seperti dalam al-qur’an. Di antaranya adalah dengan berpuasa, madu, dan biji
hitam (jadam).
Ketika
ditanya bagaimana ia tertarik memeluk islam, doctor tersebut memberitahu bahwa
sewaktu kajian saraf yang dilakukannya, terdapat beberapa urat saraf di dalam
otak manusai yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia
memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi lebih normal. Setelah membuat
kajian yang memakan waktu, akhirnya ia merumuskan kesimpulan: darah tidak akan
memasuki urat saraf di dalam otak tersebut kecuali ketika seseorang tersebut
shalat, yakni ketika bersujud.
Urat tersebut
memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan
memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar shalat lima waktu yang diwajibkan
dalam islam. Itulah kadar minimal yang diperlukannya, maka jika lebih banyak
bersujud dengan memperbanyak shalat sunnah, tentu hasilnya jauh lebih maksimal.
Begitulah keagungan ciptaan Allah.
Jadi, barangsiapa yang
tidak menunaikan shalat, maka otak tidak dapat menerima darah yangs ecukupnya
untuk berfungsi secara normal..
Adapun
manusia yang tidak shalat, walaupun akal mereka berfungsi secara normal,
sebenarnya pada saat mereka akan kehilangan pertimbangan di dalam membuat
keputusan secara normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar