Takbir
dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dengan mengangkat kedua tangan
seraya membuka jari-jarinya lurus ke atas, tidak merenggangkan dan tidak pula
menggenggam (HR. Abu Dawud), dan mengangkatnya sejajar bahu (HR. Bukhari),
meskipun terkadang sejajar (daun) telinga (HR. Bukhari).
Takbir
meupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan, terlindung
dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang
belakang yang mencembung.
Susunan
ini didukung oleh dua jenis otot, yaitu yang menjauhkan lengan dari dada
(abductor) dan mendekatkannya (adductor). Takbir berati kegiatan mengangkat
lengan dan merenggangkannya hingga rongga dada mengembang seperti halnya
paru-paru. Dan mengangkat tangan berarti merenggangnya otot-otot bahu hingga
aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.
Secara
umum, gerakan ini juga melancarkan aliran getah bening dan berperan dalam
kekuatan otot lengan. Getah bening (limfe) adalah cairan tubuh, bukan darah,
dan mempunyai pembuluh serta sistemnya sendiri.
Tugas
utamanya adalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran di dalam
darah.
Cairan
ini berasal dari darah, air, protein, garam dan bahan penyakit yang merembes ke dalamnya.
Zat
ini tidak dapat mengalir dengan sendiri. Alirannya dilakoni dua hal, yakni
regangan otot yang memompanya, dan peninggian anggota tubuh yang mengalir ke
bawah. Yang semuanya terjadi dalam gerakan ini.
Mengangkat
tangan juga meregangkan otot bahu, sehingga aliran darah yang membawa oksigen
menjadi lancer. Otot kuat akan meringankan pekerjaan tulang belakang di bagian
dada.
Sementara
berdiri disertai bersedekap merupakan peregangan otot dada. Ia dilakukan oleh
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dengan bersedekap, meletakkan tangan
kanan di atas tangan kirinya (HR. Muslim) seraya meletakkan tangan kanan pada
punggung telapak kirinya, pergelangan dan tangan kirinya (HR Abu Dawud). Beliau
shalalllahu ‘alaihi wasalllam terkadang menggenggamkan jari-jari tangan
kanannya pada lengan kirinya (HR. an-Nasa’i).
Bersedekap
ke dada adalah latihan otot dada.. Bekerjasama dengan otot bahu mereka membantu
meringankan beban tulang belakang bagian dada.
Sikap
ini juga menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas. Karena, menurut Dr. A. Saboe, “Meletakkan telapak tangan kanan di
atas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi
kedua tangan, sebab sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada dalam posisi istirahat
penuh.
Sikap
seperti ini akan memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung, serta
memproduksi getah bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan akan
menjadi lebih baik, sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lebih lancar.
Hal
ini akan menghindari timbulnya bermacam-macam penyakit persendian seperti
reumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, terkilir, maka
tangan atau lengan penderita tersebut oleh dokter akan dilipatkan di atas dada
ataupun perut dengan mempergunakan mitella (pembalut segiitiga) yang
disangkutkan di leher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar