Rabu, 11 Desember 2013

Kisah anak sholih 3




Alangkah Bagusnya Akhlak Penderma
 


Anakku…
Masih ingat siapa shahabat yang digelari dengan sebutan Al-Fayyadh? Ya, Tolhah bin Ubaidillah radiyallahu ‘anhu. Ia begitu masyhur dengan sifat dermawan dan kebaikannya.

Ada lagi kisah shahabat yang murah hati. Namanya Qois. Putera Sa’ad bin Ubadah rodhiyallahu ‘anhu. Suatu hari Qois sakit. Namun tidak ada yang menjenguknya.

Ia bertanya-tanya. Mengapa?

Ternyata saudara-saudaranya merasa malu karena mereka mempunyai hutang kepada Qois. Akhirnya ia menyuruh orang mengumumkan, barangsiapa yang berhutang pada Qois, maka ia telah bebas dari hutangnya.

Sehingga pintu rumah Qois terbongkar, karena banyaknya orang yang menjenguknya.

Tentulah kalian tahu, betapa dermawannya Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam bukan?

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Tidak pernah Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam dimintai sesuatu kemudian beliau berkata tidak.” (HR. Bukhari & muslim).

Pernah Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam memberi kambing pada seseorang. Jumlah kambing itu memenuhi lembah di antara dua gunung.kemudian orang tersbut kembali kepada kaumnya.

Ia mengajak mereka masuk islam. Ia melihat bagaimana Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam tidak khawatir menjadi miskin dengan pemberian beliau.

Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Terlebih di bulan romadhon. rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam adalah teladan bagi kita. Demikian pula para shohabat.

Sepanjang masa, orang-orang yang dermawan akan selalu memiliki kedudukan di tengah-tengah manusia . kemurahan hati senantiasa menjadi buah bibir orang-orang.

Di masa jahiliyah dulu, seseorang dianggap mulia bila mau memberi makan orang miskin dan menjamu tamu.

Anakku, -semoga Alloh memuliakanmu dengan ilmu dan amal-janganlah takut untuk memberi, karena Alloh akan mengganti pemberianmu.

Dan apa yang engkau infakkan, maka Alloh akan menggantinya. Dan Alloh adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (SUrat Saba ayat 39 )

Yaitu Alloh akan menggantinya di dunia, sedangkan di akhirat Alloh akan menggantinya dengan balasan kebaikan dan pahala. Bila engkau berinfak, Alloh akan memberikan rizki kepadamu pula.

Orang-orang mengatakan, “Ada peribahasa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.”

Itu bukan peribahasa. Itu adalah hadits Rosululloh shalallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan Imam Muslim. Banyak-banyaklah memberi dan berbagi. Bukankah engkau takut akan panasnya api neraka? Rosululloh shalallhu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun hanya dengna sedekah separuh kurma.” (Muttafaquun ‘alaihi)

Terlebih lagi bila engkau berinfak di jalan Alloh. Alloh akan melipatgandakan pahalamu.

Anakku, sifat dermawan memiliki pengaruh yang sangat besar pada manusia.

Bila ibumu memberimu sepotong kue, atau sekantung kacang, bagilah kepada adik, kakak, atau teman-temanmu. Insya Alloh engaku akan mendapati mereka lebih sayang dan suka kepadamu.

Lalu bila engkau tidak memiliki apapun?
Kedermawanan bukan hanya dengan memberi harta benda. Toh engkau bisa memberikan senyuman dan wajah yang ceria pada saudaramu.

Engkau bisa mencurahkan berbagai kebaikan. Menyebarkan salam, membantu orang lain, mengajarkan ilmu, semuanya adalah kedermawanan.

Bila engkau merasa cukup dengan pemberian Alloh, itu juga kemuliaan.

Anakku sayang, perlu engkau ingat, memberi dan berbagi buka untuk berbangga diri. “Ini lho, aku dermawan…”, bukan pula untuk mendapatkan pujian, bukan pula untuk mencari kedudukan, bukan pula untuk mendapatkan balasan kebaikan dari teman.

“Dan tidaklah engaku menginfakkan sesuatu melainkan karena mencari wajah Alloh.” (Al Baqoroh ayat 272).

Camkan di dadamu, keinginan untuk mendapatkan ridho Alloh, keinginan untuk berjumpa dengan Alloh dan melihat-Nya nanti di hari pembalasan, serta di surga.

Bila engkau ingin berjumpa dengan penciptamu, banyak-banyaklah beramal sholih, diantaranya dengan sedekah….

Anakku, -semoga Alloh ta’ala membaguskan akhlakmu- jadilah anak yang murah hati dan ikhlas dalam memberi. Barokallahu fiikum…
Wallahu a’lam bishshowab

Sumber: saduran dari majalah Bunayya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar